Share :
clip icon

Ancaman Deepfake terhadap Proses e-KYC di Industri Perbankan

Morfotech Indonesia
foto : by veryhubs.com, gambar deepfake Jum'at (28/6/2024)

Jakarta, Morfotech Indonesia_Teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin berkembang pesat, salah satunya adalah kemampuan untuk memanipulasi video dan audio yang dikenal dengan istilah deepfake. Meski memiliki berbagai potensi positif, deepfake juga membawa ancaman serius terhadap berbagai sektor, termasuk industri perbankan. Salah satu ancaman signifikan adalah terhadap proses electronic know-your-customer (e-KYC).


Proses e-KYC merupakan mekanisme verifikasi identitas nasabah secara elektronik yang menjadi salah satu persyaratan penting yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia, khususnya dalam industri keuangan. Tujuan utama dari e-KYC adalah untuk memastikan bahwa nasabah yang terdaftar dalam sistem perbankan adalah individu yang sah, guna mencegah berbagai bentuk penipuan dan aktivitas ilegal seperti pencucian uang dan pendanaan terorisme.


Baca juga: Pemerintah Akui Adanya Gangguan Pusat Data Nasional! Hacker Minta Tebusan Hingga 131 Miliar


Dengan adanya teknologi deepfake, proses e-KYC bisa terancam. Deepfake memungkinkan pembuatan video atau audio yang sangat realistis, di mana wajah seseorang bisa digantikan dengan wajah orang lain, atau suara seseorang bisa ditiru dengan sangat mirip. Dalam konteks e-KYC, teknologi ini bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk membuat identitas palsu atau meniru identitas orang lain.


Joe Palmer selaku Chief Innovation Officer iProov mengatakan bahwa "Ada banyak cara lain bagi orang untuk meniru seseorang sehingga satu-satunya cara yang benar untuk membuktikan bahwa seseorang adalah sesuai dengan siapa yang dia klaim, dan dengan biometrik" dikutip teknologi.bisnis.com, Jum'at (28/06/2024)


Saat ini wajah sudah tidak lagi menjadi rahasia, karena semua orang dapat menemukan hampir di seluruh platform sosial media baik itu Facebook, LinkedIn, Instagram, X (Twitter), hingga TikTok.


Namun Joe Palmer juga mengatakan bahwa seseorang dapat mewakili orang lain jika mereka memiliki foto tersebut. Jadi mencocokkan biometrik saja tidaklah cukup. Dan yang perlu dilakukan adalah dengan memastikan bahwa biometrik yang diserahkan adalah asli versi real dari orang tersebut. 


Sebagai contoh, seorang penipu bisa menggunakan teknologi deepfake untuk membuat video yang menampilkan wajah dan suara nasabah asli, tetapi sebenarnya merupakan identitas palsu. Hal ini tentu sangat berbahaya, karena bank atau lembaga keuangan bisa terkecoh dan menerima nasabah tersebut tanpa menyadari bahwa mereka sedang berurusan dengan penipu.


Situasi ini memerlukan perhatian serius dari semua pemangku kepentingan di industri perbankan dan keuangan. Diperlukan langkah-langkah pencegahan dan keamanan yang lebih ketat untuk memastikan bahwa proses e-KYC tetap dapat dipercaya dan aman dari ancaman deepfake


Baca juga: Tiongkok Mendorong Konsumsi Elektronik Berteknologi AI


Joe Palmer juga mengatakan bahwa ancaman deepfake dapat terus berubah dan berkembang apabila bank menyediakan layanan tanpa pengawasan, dan tidak banyak berubah, maka bank tidak akan tahu kapan serangan tersebut akan datang dan berhasil. 


Pada saat pandemi Covid 19 yang menimpa Indonesia, penggunaan e-KYC mengalami percepatan yang begitu pesat, terutama pada bank yang menawarkan pembukaan rekening baru secara daring. Sehingga Indonesia menjadi salah satu pemimpin dalam hal persentase bank yang memiliki saluran digital.


Pemerintah Indonesia, sebagai regulator, juga perlu berperan aktif dalam menyiapkan regulasi dan kebijakan yang dapat mencegah dan mengatasi ancaman deepfake terhadap proses e-KYC. Kolaborasi antara pemerintah, industri keuangan, dan penyedia teknologi juga sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem keamanan yang komprehensif.

 

Baca juga: Jokowi Beri Kritik Akibat Ada 27 Ribu Aplikasi Instansi


Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan industri perbankan Indonesia dapat mengatasi ancaman deepfake dan tetap menjaga integritas serta kepercayaan nasabah terhadap sistem perbankan.


Semoga artikel ini bermanfaat dan jangan lupa juga untuk menyebarkan informasi dan wawasan dalam artikel ini ke teman-teman kalian, ya! Have a nice day (EP).





Baca juga: Waspada Hacker! Serangan Ransomware Meningkat, Korban Terbanyak dari Sektor Ritel

Butuh jasa pembuatan aplikasi dan website hubungi: www.morfotech.id

Sumber:
Admin Morfotechid - Morfotech creative Team
Friday, June 28, 2024 10:37 AM
Logo Mogi